web analytics

174 Negara Bebas Visa Indonesia, Sulut Waspada Teroris

turis asingKebijakan pemerintah yang membebaskan Visa kunjungan bagi turis asing ke Indonesia untuk 174 negara adalah peluang bagi pariwisata khususnya Sulawesi Utara namun kebijakan pemerintah ini sekaligus ancaman yang patut diwaspadai apalagi Sulawesi Utara berdekatan dengan Filipina Selatan yang juga rawan aksi terorisme.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 104 tahun 2015 yang mengatur fasilitas bebas visa kunjungan bagi turis asing ke Indonesia yang ditandatanganinya tanggal 18 September 2015 yang membebaskan visa bagi turis asing dari 45 negara. Selanjutnya pada Oktober 2015, negara penerima fasilitas bebas visa bertambah menjadi 92 negara. Akhir desember 2015 bertambah lagi 84 negara dan dicoretnya Israel sebagai salah satu negara penerima fasilitas bebas visa karena tekanan publik di mana akhirnya sebanyak 174 negara menjadi penerima fasilitas bebas visa dengan 90 titik jalur keluar masuk turis asing.

Masuk keluarnya turis asing yang tidak terkontrol bisa menjadi jalur masuk keluarnya teroris. Selepas kasus teror bom Sarina, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, senjata yang digunakan para pelaku bom diduga berasal dari Filipina. Senada dengan Menkopolhukam, Kapolda Sulut, Brigadir Jenderal Polisi Wilmar Marpaung mengatakan, “Kuat dugaan seperti itu. Jika dibawa dari Filipina, kemungkinan senjatanya dibawa lewat Kabupaten Sangihe, kemudian ke Manado,” katanya, Sabtu 16 Januari 2016 yang lalu.

Mudahnya memperoleh senjata dan bom di Filipina Selatan karena mereka mudah merakitnya di sana. “Kita bisa melihat di Filipina Selatan, senjata itu merupakan home industry dan mudah diperoleh. Sehingga perlu kita adakan pengawasan ketat baik terhadap orang dari luar negeri masuk ke Indonesia maupun warga negara kita yang berangkat ke Irak, Suriah dan mau masuk kembali ke Indonesia”. kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Saud Usman Nasution, ketika membuka Sosialisasi SOP Pengawasan Ancaman Terorisme di Wilayah Perbatasan di Manado, 11 Desember 2015 yang lalu.

Sandrina Tjokro, yang beberapa bulan ini memilih menetap di Manado mengatakan, dia memilih tinggal di Manado karena sejak di Jakarta yang dia tahu Manado adalah tempat yang aman, namun mengetahui Manado terkadang menjadi jalur transit teroris maka “torang harus waspada”, tutupnya dengan logat Manado yang belum begitu fasih. (HN)

About Redaksi Sulutlink

Check Also

Syenny Kalangi, Terima kasih kepada Ketua DPRD, DPD Partai Gerindra Gelar ibadah Paskah di ruang Paripurna DPRD Sulut

April 15.2023. admin karel tangka Sulutlink.com – DPD Partai Gerindra Sulawesi Utara (Sulut), Gelar lomba …