DEBAT CAGUB DKI 2017 PUTARAN KETIGA

Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta kembali menggelar debat antar calon gubernur dan wakil gubernur nanti malam (jumat 10/2/2017). Debat putaran ketiga ini akan menjadi kesempatan terakhir bagi tiga pasangan calon untuk memengaruhi pilihan warga Jakarta saat hari pemungutan suara pada 15 Februari mendatang.
Sesuai yang di lansir dari halaman cnnindonesia.com, debat ketigaa yang menjadi debat terakhir akan menjadi vital lantaran mayoritas warga ibu kota merupakan para pemilih rasional yang memilih berdasarkan paparan program dan kualitas dari setiap pasangan calon.
Kualitas dan paparan program itu hanya bisa diketahui secara komprehensif melalui debat terbuka, bukan lewat pemberitaan media atau janji yang disampaikan saat tiga pasangan calon blusukan ke permukiman warga.

Besarnya pengaruh debat terhadap preferensi politik warga Jakarta tercermin antara lain dari hasil survei Poltracking yang dilakukan pada 24 hingga 29 Januari atau setelah debat jilid I, 13 Januari lalu.
“Sebanyak 59,88 persen responden juga menyatakan kualitas performa dalam debat publik berpengaruh terhadap pilihan mereka,” kata Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yudha.
Survei Poltracking menyimpulkan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga tampil lebih baik dibandingkan pasangan Agus-Sylvi dalam debat putaran I. Kesimpulan dari survei itu berkorelasi dengan elektabilitas mereka.
Usai debat putaran I, elektabilitas Anies-Sandiaga berdasarkan survei Poltracking berada di posisi teratas dengan angka 31,5 persen, disusul Ahok-Djarot 30,13 persen dan Agus-Sylvi 25,75 persen. Sementara yang belum menentukan pilihan sekitar 12,62 persen.
Survei itu sangat bertolak belakang dengan survei Poltracking sebelum debat yang menempatkan Agus-Sylvi di posisi teratas dengan elektabilitas 30,25 persen, disusul Ahok-Djarot dengan 28,88 persen dan Anies-Sandi 28,63 persen.

Dari sejumlah hasil survei, elektabilitas Agus-Sylvi usai debat jilid I dan II memang cenderung menurun. Tren ini berkebalikan dengan Ahok-Djarot dan Anies-Sandi yang elektabilitasnya justru merangkak naik.
Survey yang dilakukan kompas menyimpulkan elektabilitas Agus-Sylvi melorot dari 37,1 persen pada Desember 2016 menjadi 28, 2 persen pada Februari 2017. Sedangkan elektabilitas Ahok-Djarot melesat dari 33,0 persen menjadi 36,2 persen, dan Anies meningkat drastis dari 19,5 persen menjadi 28,5 persen periode yang sama.
Menurut pengamat politik dari Universitas Padjajaran Idil Akbar, Agus-Sylvi masih bisa menyelamatkan elektabilitasnya jika berhasil tampil memikat dalam debat pamungkas nanti malam. Idil mengatakan Agus membutuhkan bantuan dari Sylvi yang tampil di bawah performa dalam debat putaran I dan II.
Sylvi harus lebih siap. Mungkin Sylvi membutuhkan semacam guidance agar bisa bicara lebih baik dan tertata di panggung debat nanti,” tutur Idil.

Idil menjelaskan tak hanya Agus-Sylvi yang akan tampil habis-habisan untuk debat terakhir ini, tapi juga dua pasangan calon lain. Mereka semua akan mengerahkan kemampuan terbaiknya nanti malam.
Seperti dua debat sebelumnya, Idil menilai Ahok-Djarot lebih siap dibandingkan dua pasangan calon lain lantaran statusnya sebagai petahana. Namun Idil mengaku tak bisa memprediksi siapa pasangan calon yang elektabilitasnya bakal melonjak usai debat putaran III ini.
Kematangan persiapan itu bisa dilihat dari kemampuan pasangan calon memaparkan program-program dan gagasannya secara rasional, terukur, dan realistis.
Segala kemungkinan masih terbuka untuk tiga pasangan calon, bergantung performa mereka dalam debat pamungkas nanti. Idil menjelaskan, performa pasangan calon sangat dipengaruhi oleh kematangan persiapan mereka. (sumber.cnnindonesia.com)