Debat kandidat pemilihan gubernur Sulawesi Utara yang diselenggarakan oleh KPUD Sulut yang ketiga, Sabtu (21/11). Tema debat kali ini adalah Kemaritiman, Wilayah Perbatasan, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurut pengamat Politik Universitas Indonesia juga merupakan Direktur Lembaga Pemilih Indonesia, Boni Hargens, yang hadir mengamati jalannya perdebatan tersebut memberikan penilaian yang menarik.
Ada tiga indikator yang dipakai dalam penilaian yaitu general performance (penampilan umum), content (isi materi penyampaian), danissue management (manajemen isu). Dari tiga pasangan calon yang tampil, pasangan Olly Dondokambey-Steven Kandow mendominasi dalam semua indikator penilaian dengan total skors 9,5 dalam skala 0-10 dengan 0 terburuk dan 10 terbaik. Lalu disusul pasangan Benny Mamoto-David Bobihoe dengan total skors 8,7 dan pasangan Maya Rumantir-Glenny Kairupan dengan skors 7,3.
“Pasangan OD-SK sangat kuat dalam menyampaikan konten visi dan misi mereka. Juga konsisten dalam manajemen isu dari awal sampai akhir debat. Kelebihan lain, pasangan ini tidak punya tendensi menyerang lawan sebagaimana cendrung dilakukan pasangan Maya-Glenny dan Beni-David”,ujar Boni dalam rilis yang diterima redaksi Sabtu (21/11) malam.
Lebih lanjut, pengamat yang populer di layar kaca ini menilai, pasangan Beni-David sebenarnya bagus dalam hal konten tetapi mereka tidak konsisten dalam argumentasinya. “Pasangan Beni-David cukup kritis tetapi mereka tidak konsisten. Manajemen isu juga kurang terstruktur dengan baik. Pasangan ini terlalu kuat dengan pendekatan hukum sehingga mereka lupa bahwa mereka calon kepala eksekutif dimana pendekatan politik dan society-based juga penting sekali,”lanjut Boni.
Pengamat sosial dari Universitas Sam Ratulangi, Ridwan Lasabuda, memperkuat penilaian Direktur Lembaga Pemilih Indonesia tersebut. “Pasangan OD-Steven malam ini tampil dengan cerdas. Mereka memahami betul permasalahan yang ada dan strategi mengatasinya. Selain itu, mereka berhasil memadukan pendekatan lokal dengan pendekatan nasional dalam merancang pembangunan Sulawesi Utara,” tegas Ridwan usai menyaksikan debat yang diselenggarakan di Convention Hall, Hotel Sutan Raja, Minahasa Utara pada Sabtu (21/11).
Sementara pengamat tata kelola, DR. Gerdy Worang melihat bahwa dari tiga debat yang diselenggarakan KPU, pasangan Olly Dondokambey jelas memiliki pemahaman yang kuat tentang tatakelola pemerintahan, birokrasi dan program inovasi.
Dalam debat terakhir misalnya, pemahaman tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), blue economi (ekonomi berbasis maritime), pulau terluar, ZEE, IHP, hingga geostrategic, sangat dikuasai baik dari sisi kebijakan maupun teknis pelaksanaan.
“Semua pasangan calon tentu memiliki argument yang kuat, tapi dari sisi akademik, sangat jelas pasangan Olly dan Steven yang paling paham persoalan, serta memiliki solusi yang kongkrit bila mereka menjadi Gubernur yang sah,”ujar Doktor jebolan Australia ini menutup.