MANADO, Sulutlink.com – “KEMBALI TOU MINAHASA MENGGUGAT”. Masih juga berlarut-larut dengan cerita lama. Pihak pemerintah setempat terkesan melakukan pembiaran.
“Sampai kapan hal ini dibiarkan? Yel…yel…yel…I YAYAT U SANTI”….disuarakan dengan lantang dibarengi dengan darah yang seperti mendidih, terlihat di wajah para tou Minahasa. Bahkan, sampai dengan teriakkan perangpun disuarakan untuk mengkritisi pemerintah kota Manado.
Sebagai “corong suara” dengan lantang disampaikan, “Dimanakah pemerintah yang sebagai penanggungjawab? haruskah ada pertumpahan darah, sehingga diambil langkah-langkah bijak?” demikian yang disampaikan Wellem Makaunang selaku Korlap dalam aksi demo ini, Rabu (26/10) di depan kantor Polresta Manado.
Tuntutan tetap disampaikan kepada pihak Kapolres Kota manado, dimana para pendemo meminta agar pihak pemerintah dalam hal ini Walikota Manado Vecky G. Lumentut, agar dihadirkan dalam pertemuan tersebut sebelum para pendemo melakukan penyerobotan pagar betis pihak aparat.
“Saya mau katakan, bahwa pihak polisi hanyalah fokus pada keamanan, bukan penentu atau pengambil keputusan.” ujar Kapolres Kota Manado Kombes. Hisar Siallagan. Dalam hal ini juga, kewenangan penuh ada pada Pemerintah Kota manado. (dkl)
[espro-slider id=8185]