Media Sulutlink Media Sulawesi Utara & Lintas Kawanua
Presiden Brasil Dilma Rousseff diberhentikan sementara dari jabatannya setelah senat negara itu memutuskan untuk memakzulkannya. Rousseff melawan dan menganggap dia adalah korban kudeta.
“Ini adalah kudeta,” kata Rousseff kepada wartawan setelah senat memulai sidang pemakzulan terhadapnya. Demikian dilansir CNN, Jumat (13/5/2016).
Kurang dari satu jam setelah keputusan pemberhentian sementara disampaikan, Rousseff langsung memberi dua kali pernyataan pers. Yang pertama adalah saat masih di istana kepresidenan, dan setelahnya kepada massa yang berada di luar usai dia meninggalkan istana.
“Saya adalah korban dari ketidakadilan yang besar,” ujarnya disambut sorak sorai pendukung.
Seperti dilansir Reuters, Rousseff diapit oleh puluhan menterinya saat meninggalkan istana kepresidenan. Beberapa menterinya menangis, tetapi perempuan berusia 68 tahun itu tetap diam.
“Saya mungkin membuat kesalahan, tapi saya tidak melakukan kejahatan apapun,” ucap Rousseff.
Dalam pidatonya, Rousseff menegaskan hal-hal yang telah dia pertahankan sejak proses pemakzulan dimulai pada Desember 2015 lalu. Dia menyebut pemakzulan ini sebagai penipuan dan kudeta.
“Saya tidak pernah membayangkan bahwa perlu ada upaya sekali lagi untuk melawan kudeta di negara ini,” ungkap presiden Brasil sejak 2011 ini.
Selama penonaktifan Rousseff, jabatan presiden untuk sementara dijabat oleh Wakil Presiden Brasil Michel Tremer selama 6 bulan. Tremer yang memiliki pengalaman puluhan tahun di kongres, pernah berselisih paham dengan Rousseff tahun lalu. (detik)
