Manado, Sulutlink. Sejumlah Ormas yang tegabung dalam Forum Peduli Pendidikan Indonesia ( FPPI ) Sulut, dengan tegas menolak Permendikbud No. 23/2017 terkait pelaksanaan Full Day Schol (FDS) di seluruh tingkat satuan pendidikan mulai dari SD hingga SMA sederajad.
Bentuk penolakan ini disampaikan dalam Demo Damai sejumlah Ormas yang tergabung dalam FPPI di Zero Point Pusat Kota Manado (22/8) tadi sore.
Muhaimin Katili selaku Korlap demo ini, memberi sejumlah alasan atas penolakan dari Ormas Peduli Pendidikan di Sulut terhadap pemberlakuan kebijakan Full Day Schol.
Menurutnya, FDS secara langsung terjadi polarisasi masalah pendidikan yang menyamaratakan kondisi dan situasi di seluruh daerah mulai dari Desa dan Perkotaan, bahkan antara warga yang kurang mampu dan yang berkecukupan.
Biasanya anak-anak di Desa-desa memiliki waktu membantu pekerjaan orang tua di rumah, saat mereka keluar sekolah, tetapi dengan FDS maka semua waktu sang anak dihabiskan di sekolah.
Belum lagi soal daya tahan anak dalam menerima semua pelajaran seharian di sekolah yang dapat berakibat pada terganggunya beban mental dan emosi siswa akibat tekanan seharian di sekolah.
Ada banyak faktor yang dinilai lebih berdampak buruk ketimbang positifnya atas sistem FDS, jelas Katili.
Berbagai tulisan penolakan disuarakan para pendemo yang datang dari Ikatan Pelajar NU ( IPNU), IPPNU, PMII Komisariat IAIN Manado, PMII Komisariat Politeknik Manado yang tergabung dalam FPPI Sulut. (jansen)