
Oleh : Bert Toar Polii
Pemain nasional senior Indonesia Bert Toar Polii yang mendapat undangan khusus untuk mengikuti Championatul Romanian Challenges atau Rumania Challenge Championship gagal melaju ke babak final.
Di babak semi final, saya harus mengakui keunggulan pemain nasional putri Rumania, Maria Stegaroiu yang menggunakan nick BBO Pisoy.
Selanjutnya pada perebutan tempat ketiga, saya harus menghadapi nick BBO Sono seorang pemain dari Swiss. Pertarungan kami memainkan 2 x 12 board dimana kita saling menantang. Pada ronde pertama ketika ia mengajukan tantangan skor berakhir draw 13-13. Selanjutnya ketika saya mengajukan tantangan saya berhasil unggul 20-17 atau 3 imp tapi sudah cukup untuk menentukan sebagai juara ketiga.
Di babak final Maria Stegaroiu akan berhadapan dengan Vidami Istvan yang juga dari Rumania memainkan 2 x 16 papan. Mereka berdua belum menyelesaikan pertandingan. Namun untuk 16 papan pertama, Vidami Istvan yang menjadi penghubung saya melalui messenger sehingga bisa mengerti peraturan pertandingan yang dibuat dalam bahasa Rumania.
Keikutsertaan saya dalam event ini berawal dari undangan yang dikirim oleh Zoltán Magyari coordinator dari event ini. Kami berdua kebetulan pernah bertemu saat Tim Nasional Bridge Asian Games 2018 mengadakan uji coba mengukuti Festival Bridge di Albena, Bulgaria.
Saya mengikuti event ini sejak tanggal 28 Juni 2020 dan telah berlangsung 6 seri karena setiap seri hanya membutuhkan waktu sekitar seminggu.
Selama mengikuti 5 seri, prestasi teringgi yang saya capai adalah 16 besar. Baru pada seri keenam ini mampu melaju ke babak semi final. Namun masih belum bisa berlaga di final.
Sekedar untuk diketahui, cara pelaksanaan event ini, peserta dibagi 24 pool yang terdiri dari 5 atau 6 pemain yang berkompetisi untuk merebut juara 1 dan 2. Sebab hanya juara 1 dan 2 yang berhak lolos kebabak kedua. Di babak kedua peserta dibagi 16 pool dengan masing-masing terdiri dari 3 pemain. Kembali mereka akan berkompetisi untuk menjadi yang terbaik karena hanya juara yang berhak lolos ke babak knock-out 16 besar. Di babak ini berlansung sistim gugur sampai final.
Sebagai juara ketiga maka pada seri ketujuh, saya tidak perlu bertarung di babak penyisihan pertama tapi sudah di seeded langsung ke babak kedua.
Setelah mengikuti event ini selama 5 seri maka saya tertarik untuk menggelar event model ini di Indonesia, tapi sasaran saya adalah para pebridge yang ingin memperdalam sistim standart dan para pemain junior.
Ada beberapa pertimbangan untuk menggelar event seperti ini, pertama soal flexibilitas waktu dimana karena bisa dimainkan kapan saja maka perbedaan waktu tidak jadi penghalang. Kedua, tidak ada kecurangan. Ketiga bisa melatih teknik play dan defense serta belajar sistim standart. Keempat melatih kedisiplinan dalam bidding karena harus mengikuti sistim dari robot. Melenceng sedikit, robot tidak perduli dan bidding bisa jadi tidak keruan.
Memang ada kelemahannya karena tidak ada pembinaan partnership disini. Walaupun demikian sebagai sarana berlatih individu, event seperti ini bisa menjadi pilihan.
Ternyata ketika diluncurkan tanggal 4 Agustus 2020, turnamen BTP Bridge Challenges yang direncanakan akan dimulai tanggal 12 Agustus 2020 hanya dalam waktu krang dari 2 hari batas peserta 144 pemain langsung terlampui. Terpaksa pendaftaran yang direncanakan dibuka sampai tanggal 8 Agustus 2020 langsung ditutup. Semoga turnamen BTP Bridge Challenges bisa bermanfaat untuk pembinaan bridge terutama untuk para pemain muda kedepan.