
Jakarta – Interkoneksi kabel fiber optic Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) putus akibat Gempa tektonik bawah laut, membuat Telkom beralih mengandalkan transmisi satelit dan IP Radio. Hal ini mengakibatkan wilayah Papua khususnya mengalami gangguan koneksi internet.
Seperti yang dilansir inet.detik.com, Vice President Corporate Communication Telkom Arif Prabowo menanggapi “Dapat kami sampaikan bahwa gangguan yang dimaksud adalah akibat force majeur faktor alam, yaitu gempa tektonik bawah laut,” kata Arif, Kamis (19/1/2017).
Menurut informasi putusnya kabel fiber optic SMPCS sekitar 9,7 kilometer dari terminal landing station Telkom Base-G Kota Jayapura, di kedalaman sekitar 1,3 kilometer.
Sehubungan gangguan tersebut, Telkom mengambil tindakan pengalihan untuk sementara waktu link transport menuju Kota Jayapura dari semula serat optik ke media transmisi satelit dan IP Radio dengan total kapasitas bandwith 2.100 Mbps.
“Kami perkirakan, itu cukup untuk melayani trafik telekomunikasi di Kota Jayapura dan sekitarnya. Sementara untuk layanan di wilayah Papua lainnya tetap berjalan normal, tidak terkena dampak putusnya kabel tersebut,” jelas Arif.
Pada saat ini Telkom mengupayakan melakukan perbaikan yang rencanya akan selesai pada 27 Januari 2017. Proses recovery ini memakan waktu kurang lebih satu bulan dikarenakan harus melalui proses perizinan kerja bawah laut dan mendatangkan Cable Ship Nusantara Explorer menuju titik lokasi kabel putus di Jayapura.
Untuk lebih teknisnya beliau menerangkan akan dilakukan proses pencarian dan pengangkatan kabel untuk diperbaiki, dilakukan pengetesan final, dan diturunkan kembali ke bawah laut.
Untuk kedepannya Telkom akan segera merealisasikan pembangunan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) antara Jayapura dan Manokwari sepanjang 1.000 kilometer sebagai link diversity dalam upaya recovery gangguan trafik berulang antara Jayapura dan Sarmi.
“Telkom mengucapkan terima kasih kepada pelanggan atas kesetiaannya dalam menggunakan layanan Telkom dan menyampaikan permohonan maaf, khususnya kepada pelanggan yang terkena dampak sehingga menyebabkan terganggunya kenyamanan dalam berkomunikasi,” pinta Arif. (smb.rou/ro)