Kisruh pemadaman listrik di Sulawesi Utara seperti tak ada habisnya. Setelah didemo puluhan wartawan dan menyusul gabungan ormas adat belum lama ini di kantor PLN Sulutenggo, dengan meminta GM PLN untuk mundur dari jabatannya, nampaknya kisruh ini akan segera berakhir.
Setelah meliwati sejumlah tahapan uji operasi dengan pola pemberian beban secara bertahap, akhirnya PLN Wilayah Suluttenggo menyatakan kapal pembangkit listrik VPP Zeynep Sultan resmi beroperasi. Terhitung sejak tanggal 28 Januari 2016, pembangkit listrik ini mensuplai ke sistem interkoneksi 150 kV Sulawesi Utara & Gorontalo (Sulutgo) dengan minimum energi yang disuplai adalah 96 MW.
Operator pembangkit listrik ini nantinya harus dapat menghasilkan listrik minimum 80% dari total kapasitas 120 MW atau sekitar 96 MW. “Dengan demikian, maka sistem kelistrikan Sulut dan Gorontalo sudah terbebas dari masalah pemadaman yang disebabkan oleh defisit atau kekurangan pasokan daya” jelas Baringin Nababan, GM PLN Suluttenggo.
Sebelum kapal pembangkit listrik ini beroperasi, kemampuan suplai pembangkit listrik mengalami defisit daya sebesar 50 MW dari total beban puncak yang mencapai 325 MW. Dengan adanya tambahan daya 120 MW dari MVPP Zeynep Sultan dan juga nantinya jika PLTG Gorontalo pada bulan Februari telah beroperasi secara penuh 100 MW, maka akan ada cadangan daya sebesar 170 MW. Hal ini memungkinakan untuk tidak ada lagi pemadaman listrik di Sulawesi Utara kecuali dalam kondisi force majeur.
Mensyukuri hal ini, pada hari sabtu (30/1), penjabat Gubernur Sulut Dr Soni Sumarsono MDM, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie dan GM PLN Wilayah Suluttenggo Baringin Nababan meresmikan pengoperasian kapal Pembangkit Listrik ini di Amurang, Minahasa Selatan. Peresmian ini ditandai dengan secara bersama-sama menekan tombol sirene oleh kedua orang gubernur dan GM PLN Suluttenggo.
Pada kesempatan itu, penjabat Gubernur Sulut, Soni Sumarsono mengatakan bahwa pembangkit listrik ini adalah bagian program pemerintah pusat untuk mengatasi deficit listrik di tanah air, khususnya di Sulawesi Utara dan Gorontalo. Beliau berharap bupati Minahasa Selatan akan ikut bertanggung jawab terhadap keamanan kapal pembangkit ini selain aparat keamanan dari Korem 131 Santiago yang secara rutin menjaga keamanan kapal ini.