
Kawangkoan, sulutlink.com
Hampir dua bulan lamanya keberadaan pasar tradisional di Kawangkoan ditutup oleh Pemkab Minahasa.
Hal itu karena adanya pandemi coronavirus covid-19 yang waktu lalu menjangkiti beberapa warga masyarakat.
Namun saat ini pasien positif corona di Kawangkoan sudah sembuh dan sudah dipulangkan di rumah mereka masing-masing.
Sementara itu, keberadaan pasar Kawangkoan yang pada pekan lalu dikabarkan oleh koordinator pasar Kawangkoan Meidy Moniung, pasar tersebut akan dibuka kembali pada minggu lalu, tak kunjung direalisasikan oleh pihak Pemkab Minahasa.
“Kami menilai pihak pemerintah Kabupaten Minahasa terlalu lamban dan tidak tanggap dengan nasib masyarakat yang sudah puluhan tahun menggantungkan mata pencaharian di pasar Kawangkoan. Dampak bencana virus berangsur sudah bisa diminimalisir dari segi ekonom, apakah masyarakat yang berprofesi pedagang di pasar Kawangkoan harus menanggung lagi dampak “pemiskinan” karena kehilangan pahan tempat usaha dagang?, ujar beberapa masyarakat pedagang tetap di pasar Kawangkoan.
Di sisi lain, Jeffry Sorongan juga menanggapi bahwa pihak pemkab yang terkesan bertele-tele serta seolah tidak peduli dengan nasib masyarakat pedagang kecil di pasar Kawangkoan mengatakan bahwa Pemkab Minahasa harusnya jeli dan tanggap tehadap kelangsungan hidup warga masyarakat”. ujar Sorongan. Ditambahkan olehnya bahwa saat ini terdapat lapak lapak jualan di pinggiran ruas jalan raya. Ini memberi kesan kumuh dan kotor di kota Kawangkoan. Jika pemerintah mengatisipasi adanya kerumunan masyarakat di pasar, ternyata di lapak lapak tengah kota Kawangkoan menjamur dan setiap hari banyak terlihat kerumanan orang, baik pedagang maupun pembeli. Bahkan menimbulkan kemacetan di ruas jalan depan kantor camat dan depan kantor Polsek Kawangkoan.” pungkasnya.
“Kenapa pasar Di Rombeken dan di Langowan serta di Sonder bisa?, lalu ada apa dengan pasar Kawangkoan? kenapa belum juga diperbolehkan untuk beroperasi lagi?, tanya Jeff.
Ketua salah satu organisasi ormas di Sulutn ini menganggap ada oknum pejabat Pemkab yang sengaja ingin ekonomi masyarakat Kawangkoan menjadi terpuruk dengan argumentasi “akan ditinjau lagi”.
Putra Kawangkoan ini juga menjelaskan bahwa pasar kawangkoan adalah pasar yang memiliki histori sejarah dan lahannya bukan dibeli oleh pemerintah Kabupaten, tetapi pemberian sumbangan dari kearifan lokal masyarakat Kawangkoan. Jeffry berharap pemerintah bisa jeli dan tidak bertele-tele dalam misi mensejahterakan ekonomi masyakat.” ungkapnya lagi.
Jeffry juga menuding oknum Asisten Satu, sebagai ketua satgas covid Kabupaten Minahasa, tidak maksimal dalam fungsi penjabaran tugas-tugas yang diamanatkan oleh Bupati Minahasa Dr. Royke 9 Roring. MSi.
“Hanya nampang dengan gaya bagai celebrity bersama semobil wanita-wanita cantik, jika turun di wilayah Kecamatan dan desa- desa, tidak mencerminkan keprihatinan bencana nonalam, alias tidak merakyat. Padahal masyarkat sedang mengalami krisis ekonomi akibat dampak bencana covid-19.