Sulutlink,Manado – Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Utara nampaknya tidak memiliki kepedulian terhadap produk unggulan biji pala dan fulli.
Kepala Dinas Perindak Sulut Yenny Karaouw melalui Kepala UPTD Balai Pengawasan Mutu Barang Dra. Renni Tampi mengakui jika BPMB di Sulawesi Utara belum dilengkapi dengan peralatan pengujian terhadap aflatoxin yang terdapat pada biji dan fulli pala yang akan diexport yang selama ini menjadi momok menakutkan bagi petani dan exportir Pala.
Ditambahkan Renni, selama ini pihaknya dan exportir biji dan fulli pala harus ke Surabaya untuk melakukan pengujian, sehingga harus mengeluarkan biaya dan waktu yang tidak sedikit karena fasilitas tersebut milik dari swasta.
Kedepan pihaknya akan mengajukan program pengadaan peralatan pengujian aflatoxin di BPMB Sulut dengan perkiraan anggaran Rp. 1 Miliar dan diharapkan tahun 2018 mendatang telah beroperasi.
Terkait SDM diakuinya tidak masalah karena BPMB telah memiliki tenaga teknis yaitu 1 orang ahli kimia dan telah mengikuti pelatihan.
Peralatan pengujian aflatoxin diakui Abdullah Mokoginta Sekertaris Dinas Perindak Sulut sangat penting untuk kepentingan petani Pala sehingga kwalitas Pala Sulut tetap terjaga sebagai mana diakui kwalitas Pala asal Sulut terbaik di Dunia.
Dengan dimilikinya alat pengujian aflatoxin oleh BPMB Sulut maka bisa memperkecil terjadinya permainan pihak importir biji dan fulli pala dengan alasan aflatoxin, sehingga dari segi harga tetap tinggi dan petani pala Sulawesi Utara semakin sejahterah.(jansen)