Minut,Sulutlink.com – Peneliti Arkeologi pada Balai Arkeologi Sulawesi Selatan, mengakui terjadi kerusakan yang fatal pada situs budaya Waruga Kinaangkoan dan Panandeian Kalawat Kabupaten Minahasa Utara.
Irna Saptaningrum peneliti Arkeologi menilai kerusakan yang terjadi akibat dari pemindahan situs budaya Waruga yang menggunakan eksavator dan dikabarkan tidak menyertai ritual adat sebagaimana budaya orang Tonsea di tanah Minahasa.
“Tentunya harus dikelola sebagaimana seharusnya. Katakan kalau ini ada upaya mitigasi dalam artian harus ada pencegahan untuk dilakukan agar situsnya selamat. Jangan dipakai lagi eksavator,”tegas Irna Saptaningrum.
Dirinya juga menyarankan agar Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pariwisata mengembalikan kepada pihak yang berwenang menyangkut pemugaran atas kerusakan situs budaya Waruga Kinaangkoan dan Panandeian.
Dia juga menilai latar belakang terjadinya kerusakan situs budaya Waruga diakibatkan karena adanya perlakukan yang mereka lakukan tidak melalui prosodur yang seharusnya.
Diakuinya, dalam hal rencana pemindahan situs budaya Waruga telah dikoordinasikan secara instansional dengan pihak Balai Arkeologi Sulawesi Selatan, namun terkait pemindahan memakai alat berat eksavator itu tidak ada koordinasi atau persetujuan dari Kepala Balai Arkeologi Sulsel. (JoTam)