Sulutlink.Com, Tondano – Pengucapan syukur sudah menjadi tradisi turun temurun di tanah Minahasa. Dan tradisi yang banyak menyedot perhatian warga ini, dilaksanakan sebagai bentuk ungkapan syukur atas berkat Tuhan dalam perjalanan kehidupan manusia secara khusus atas penyertaan Tuhan melalui berkat dan hasil panen. Meski demikian banyak yang menafsirkan dan beranggapan bahwa “Pengucapan Syukur” erat kaitannya dengan makan dan minum yang menjurus pada pemborosan.
Bupati Minahasa Drs.Jantje Wowiling Sajow,MSi saat rapat penetapan pengucapan syukur Kabupaten Minahasa, selasa (13/6/2017) tadi di kantor Bupati Minahasa mengatakan Pengucapan syukur merupakan pesta iman, pesta iman tanpa miras untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan dan kriminalitas.
“Adanya miras artinya kita tidak menghargai Tuhan karena Pengucapan murni bersyukur kepada Tuhan”ungkap JWS
Rencananya pemerintah akan bekerja sama dengan dinas Pariwisata mengundang turis untuk datang di minahasa pada hari pengucapan syukur. Diharapkan sosialisasi dari pendeta-pendeta di gereja-gereja bahwa jangan ada jemaat yang merayakan pengucapan syukur sendiri, Pengucapan syukur diadakan serentak untuk kebersamaan kita di tanah Minahasa. Mari kita tetap jaga kebersamaan gereja-gereja yang sudah ada di Minahasa, tutup Bupati JWS (ian)