“Komisi II usul, Kepada Kepala Dinas Kehutanan dan Upt Balai Lingkungan Hidup, liriklah program penanaman pohon seho dan manfaatkan lahan kritis tersebar luas di Wilayah Sulawesi Utara yang mencapai 289.782 hektar atau 19,96%”.
Maret 17. 2023.adm:karel tangka
Berita.sulutlink.com – Pimpinan dan Anggota Komisi II DPRD Sulut, gelar Rapat Dengar Pendapat bersama Dinas Kehutanan Provinsi Sulut, bertempat di Ruang Komisi pada Senin (13/3/2023).
Sandra Rondonuwu pimpin rapat kali ini mendorong Dinas Kehutanan dan Balai terkait pemanfaatan Pohon Seho dalam rangka penurunan emisi karbon sebagai salah satu upaya penanganan masalah pemanasan global.
Saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Jajaran Komisi II DPRD Sulut bersama Dinas Kehutanan dan UPT Balai Kementerian Lingkungan Hidup, Sandra Rondonuwu memaparkan secara rinci tentang potensi hutan Sulawesi Utara tentang penanganan masalah pemanasan global.
Ia meyakini, tanaman seho mampu memberikan pengaruh besar dalam menjaga ketahanan iklim melalui pengurangan emisi karbon.
Kalau berbicara pemanasan global, kata Rondonuwu, itu sangat dekat dengan tanaman di Sulut, yaitu pohon seho. (akel, red).
Selain untuk dikelola masyarakat kita menjadi captikus (sopi, red), dan gula merah, pohon seho ini adalah pohon yang disebut raja foto sintesis, dan itu sudah dilakukan penelitian”, tutur SaRon.
Srikandi PDIP asal Minsel, itu mengajak Dinas Kehutanan dan Balai terkait untuk segera bergerak dalam pemanfaatan hutan Sulawesi Utara demi menunjang upaya Pemerintah Indonesia menangani krisis perubahan iklim.
“Kenapa kita tidak melirik pohon ini untuk ditanam secara masif di Sulut, sehingga itu bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, selain untuk pembuatan gula aren dan captikus, tapi juga untuk penurunan emisi karbon”, ajak Ketua Komisi II DPRD Sulut itu.
Terkait hal-hal penanganan masalah pemanasan global, karbon yang mampu diserap pohon seho bisa menjadi investasi masyarakat Sulawesi Utara dalam hal perdagangan karbon dunia.
“Saya punya catatan penting tentang perhitungan perdagangan karbon. Emisi di pertanian 100 ton perhektar, dalam 10 tahun untuk lahan 1000 hektar 1 juta ton. Serapan karbon dihutan 90 ton dalam satu tahun, untuk lahan hutan 1000 hektar akan menyerap 900 ribu ton, jadi 1000 hektar lahan pertanian diubah menjadi hutan bisa 1 juta sampai 900 ribu, maka ada 1.900.000 ton karbon yang bisa dihasilkan, kalau dikalikan dengan jumlah rupiah maka bisa mencapai sekitar 1 triliun rupiah, dan ini sungguh akan sangat membantu masyarakat kita”, paparnya.
Dengan penuh sinergitas, Ia berharap pemerintah bisa lebih cermat dengan memanfaatkan pohon seho, baik dalam hal penanganan masalah pemanasan global maupun dalam menunjang pertumbuhan sektor perekonomian masyarakat Sulut.
” mengusulkan kepada Dinas Kehutanan dan balai terkait untuk mengembangkan program penanaman pohon seho guna memanfaatkan lahan kritis di Sulawesi Utara yang mencapai 289.782 hektar atau 19,96% dari luas wilayah Provinsi Sulut, lebih khusus menghimbau agar menseriusi tupoksi Dinas Kehutanan dan Balai terkait, di RDP selanjutnya topik ini kita bahas lebih detail hal-hal penyediaan bibit dan penanaman pohon seho di Sulut.