web analytics

Selamat Hari Pahlawan

pahlawanaa10 November 2016 mungkin menjadi hari biasa untuk orang-orang aktivitas seperti hari-hari lain nya akan dilakukan , tapi jika kita mengingat kembali apa yang diajarkan di pelajaran sejarah di sekolah dasar, apa yang kita ingat? ya 10 November adalah Hari Pahlawan Nasional. Mari kita ingat-ingat kembali pahlawan-pahlawan yang telah membuat kita merasakan kemerdekaan, khususnya pahlawan yang berasal dari Sulawesi Utara.

Arie Frederik Lasut, lahir di Kapataran, Lembean Timur, Minahasa, 6 Juli 1918 dan wafat di Pakem, Sleman, Yogyakarta, 7 Mei 1949 pada umur 30 tahun. Beliau adalah seorang Ahli Geologis. Lasut  terlibat dalam perang kemerdekaan Nasional Indonesia dan pengembangan sumber daya pertambangan dan geologis pada saat permulaan negara Indonesia.

Laksamana Muda TNI (Purn) John Lie Tjeng Tjoan, atau yang lebih dikenal sebagai Jahja Daniel Dharma, lahir di Manado, 9 Maret 1911 dan meninggal di Jakarta, 27 Agustus 1988, pada umur 77 tahun. Beliau adalah seorang perwira tinggi di TNI AL dari etnis Tionghoa dan pahlawan Nasional Indonesia. Pada 30 Agustus 1966, John Lie mengganti namanya dengan Jahja Daniel Dharma.

Selanjutnya, Maria Josephine Catherine Maramis, atau yang lebih dikenal sebagai Maria Walanda Maramis. Lahir di Kema, 1 Desember 1872 dan meninggal di Maumbi, 22 April 1924 pada umur 51 tahun. Maria adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Pada tahun 1981 ,Maria ditahbiskan sebagai salah satu perempuan teladan Minahasa yang memiliki “bakat istimewa untuk menangkap mengenai apapun juga dan untuk memperkembangkan daya pikirnya, bersifat mudah menampung pengetahuan sehingga lebih sering maju daripada kaum lelaki”.

Kapten CZI Anumerta Pierre Andreas Tendean, lahir 21 Februari 1939 dan meninggal 1 Oktober 1965 pada umur 26 tahun. Adalah seorang perwira militer Indonesia yang menjadi salah satu korban peristiwa Gerakan 30 September pada tahun 1965. Mengawali karier militer dengan menjadi intelijen dan kemudian ditunjuk sebagai ajudan Jenderal Abdul Haris Nasution dengan pangkat letnan satu, ia dipromosikan menjadi kapten anumerta setelah kematiannya. Tendean dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata bersama enam perwira korban G30S lainnya. Ia ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi Indonesia pada 5 Oktober 1965.

Berikutnya Dr Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi atau dikenal dengan Sam Ratulangi. Lahir di Tondano, Sulawesi Utara, 5 November 1890  dan meninggal di Jakarta, 30 Juni 1949 pada umur 58 tahun, Sam Ratulangi adalah seorang aktivis kemerdekaan Indonesia dari Sulut. Ia adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Ia dikenal dengan filsafatnya: ‘Si Tou Timou Tumou Tou’ yang artinya ‘manusia hidup untuk menghidupkan orang lain’. Beliau juga adalah seorang ahli Matematik dan fisika.

Kemudian dua bersaudara Alex Imprung Mendur dan Frans Mendur. Alex Imprung Mendur lahir pada 1907 dan meninggal pada 1984. Saudaranya Frans Mendur lahir tahun 1913 ,meninggal tahun 1971. Mereka adalah dua fotografer dari beberapa fotografer yang mengabadikan detik-detik proklamasi 17 agustus 1945. Baru pada 9 November 2009 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahi kedua fotografer bersejarah Indonesia ini, Alexius Impurung Mendur dan Frans Soemarto Mendur, penghargaan Bintang Jasa Utama.

Bernard Wilhelm Lapian, lahir di Kawangkoan, 30 Juni 1892 dan meninggal di Jakarta, 5 April 1977 pada umur 84 tahun. Adalah seorang pejuang nasionalis berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara. Perjuangannya dilakukan dalam berbagai bidang dan dalam rentang waktu sejak zaman pemerintahan Hindia Belanda, pendudukan Jepang, sampai pada zaman kemerdekaan Indonesia. Beliau adalah Gubernur Sulawesi pada tahun 1950-1951. Pemberian tanda jasa untuk BW Lapian diberikan Presiden Joko Widodo kepada ahli waris Louisa Magdalena Gandhi Lapian. Gelar Pahlawan Nasional tersebut diberikan kepada BW Lapian karena ia merupakan sosok yang ikut merebut kekuasaan dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, terutama saat peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946.

Itulah pahlawan-pahlawan Nasional asal Sulawesi Utara, semoga asa perjuangan para pahlawan kita tetap terjaga dalam hati kita masing-masing, di tengah-tengah gejolak yang sedang terjadi pada bangsa kita, dan kita tetap mengingat serta mempertahankan kemerdekaan kita. (DRP)

 

 

 

About Redaksi 2

Check Also

MJP Reses di Desa Paniki Baru, Kecamatan Talawaan Minahasa Utara

Apr.28.2023.admin: karel tangka Sulutlink.com – Warga Desa Paniki Baru, Kecamatan Talawaan, Minahasa Utara, mengapresiasi Anggota …