
Sulutlink.com – Tondano, Puluhan Mahasiswa Universitas Negeri Manado (Unima) kembali menggelar Demo, Senin (6/2/2017). Terlihat, para pendemo mendatangi Kantor Pusat Unima dengan membawa spanduk berisi tuntutan mereka dan sambil berorasi.
Saat melakukan sejumlah orasinya, aksi unjuk rasa tersebut sempat diwarnai ketegangan dengan petugas pengamanan kampus dan menjadi perhatian dari beberapa warga kampus.
Aksi unjuk rasa mahasiswa ini mendesak agar dugaan ijazah palsu Rektor Unima segera dituntaskan. Selain itu, mereka juga meminta agar dilakukan pengusutan terhadap PLH Rektor Unima, Prof Jamal Wiwoho, yang telah menandatangani ijazah yang menurut mereka tidak bisa dilakukan karena statusnya sebagai pelaksana harian.
Mereka juga mengkritisi soal permasalahan dua konsentrasi Geotermal dan Farmasi yang tidak bisa diproses izinnya.
“Sementara untuk IKM bisa,” ujar Septian, salah satu mahasiswa saat memimpin orasinya .
Para pendemo kemudian menyoroti kinerja tim Saber Pungli Unima yang dinilai tidak berfungsi. Pada kenyataannya masih banyak ditemukan pungutan yang dilakukan oleh dosen di tiap jurusan yang tidak ditindak lanjuti.
Masalah PDPT dan SIA Unima juga menjadi sasaran kritik mahasiswa tersebut, sebab hingga saat ini masih banyak mahasiswa yang bingung dengan dua program tersebut, termasuk operatornya yang dianggap tidak profesional.
Masalah Slip SPP palsu juga sempat disentil, sebab menurut mereka banyak slip SPP yang memiliki nomor registrasi tapi tidak terdaftar di bank dan tidak dapat dilacak oleh BAAK.
“Di Unima listrik juga sering padam saat jam kuliah, dan sangat mengganggu aktivitas perkuliahan kami,” ujarnya.
Mereka juga meminta agar Rektor Unima segera menjawab permasalahan yang terjadi di Unima, jangan hanya keluar kesana kemari saja tanpa berupaya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Sementara itu,Rombongan mahasiswa ini ditemui oleh Purek II Unima Jeffry Tamboto, ia mengungkapkan belum dapat berkomentar soal dugaan ijazah palsu Rektor Unima.
“Jika untuk soal listrik kita sudah koordinasikan dengan PLN, sedangkan untuk masalah PDPT dan SIA Unima sementara kami benahi,” jelas dia.
Setelah menyampaikan sejumlah tuntutanya, para pendemo pun membubarkan diri namun berjanji akan kembali menggelar aksi yang sama jika tidak ada tindak lanjut mengenai tuntutan mereka. Rektor Unima Prof Paula Runtuwene menurut informasi saat itu tidak berada di kampus sebab ada tugas di luar daerah. (bjl/bsb)