Dampak kemarau panjang tahun 2015 setidaknya sampai di akhir bulan Januari 2016 masih cukup terasa. Memasuki minggu pertama di bulan Februari, perubahan positif mulai terlihat dari menurunnya harga sayuran yang cukup membuat resah warga, khususnya dari kalangan menengah ke bawah pada waktu yang lalu.
Harga sayuran yang sempat melambung cukup fantastis di antaranya wortel yang sampai di minggu ke dua Januari harga eceran di pasar Airmadidi, pasar Kauditan dan pasar-pasar lainnya di Sulawesi Utara sempat mencapai Rp. 40.000/kg. Seminggu kemudian turun cukup drastic mencapai Rp. 25.000/kg dan hari selasa (2/2) turun lagi men jadi Rp. 18.000/kg.
Saat ini sayuran secara umum sudah mulai normal harganya. Di antaranya kol Rp. 8.000/buah, petsai kodo Rp. 8.000/buah, petsai Rp. 6.000/buah, buncis Rp. 15.000/kg, kentang Rp. 18.000/kg, saledri Rp. 25.000/kg, ketimun jepang Rp. 2.500/buah, daun bawang Rp. 10.000/ikat (sebelumnya Rp.5.000/ikat), bawang merah Rp. 35.000/kg., bawang putih Rp. 36.000/kg
Harga daun bawang yang masih relatif tinggi, menurut sejumlah petani dari Modoinding karena tidak banyak yang menanam daun bawang. Hal ini terjadi karena petani kehabisan bibit daun bawang, begitu pula dengan sayurang yang harganya masih tinggi.
Selain bawang putih yang masih didatangkan dari luar daerah, bawang merah juga selain dari Tompaso, Kawangkoan dan Modoinding, masih ada juga bawang merah bima yang konon masih lebih renyah dibandingkan dengan bawang merah lokal.
Secara umum sentra produksi sayuran di Sulawesi selain Modoinding, ada juga dari Tomohon, Tompaso, Kawangkoan dan juga Langowan.